Pada Tanggal 7,8,9,12 dan 13 OKtober nanti anak-anak kita akan mula menduduki Peperiksaan PMR 2009. Jadi pastikan kita ibu-bapa tidak lupa dan sring berdoa kepada Allah S.W.T agar kecemerlangan milik anak-anak kita. Cukuplah hanya Allah sebagai Penolong kita setelah kita bersuha sedaya upaya dalam mendidik mereka. mari kita cuba hayati tazkirah dibawah.
MENURUT bahasa “tawakkal” itu beerti berserah diri, mempercayakan diri atau mewakilkan. Menurut syariat pula tawakkal beerti “mempercayakan diri kepada Allah SWT dalam melaksanakan suatu rancangan, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri di bawah perlindungan-Nya pada waktu menghadapi kesukaran”.
Dengan pengertian tersebut dapatlah ditegaskan bahawa tawakkal itu berkaitan dengan suatu rencana yang tetap (keputusan) atau kemahuan (azam) yang disertai dengan ikhtiar melaksanakan rencana itu. Ikhtiar dilakukan dalam memenuhi tertib atau sunatullah sahaja. Namun keyakinan tetap bulat kepada Allah SWT.
Allah berfirman yang bermaksud:
“Adakanlah musyawarah dengan mereka dalam beberapa urusan, dan bila engkau telah mempunyai ketetapan hati, maka berserah dirilah kepada Allah.” (Surah Ali-Imran: 159)
Firman Allah SWT yang bermaksud:
“Berpalinglah dari mereka itu, dan berserah dirilah kepada Allah. Dan cukuplah Allah itu sebagai pelindung.” (Surah An-Nisa’: 81)
Berhubungan dengan perkaitan erat antara tawakkal dengan rencana yang matang (ketetapan hati) dan ikhtiar melaksanakan rencana itu, maka adalah sesuatu kekeliruan jika tawakkal itu diertikan sebagai berdiam diri tanpa ikhtiar sama sekali, misalnya mengharapkan sembuh dari penyakit tanpa berubat atau mengharapkan hidup makmur tanpa bekerja.
Banyak dalil dalam Al-Quran dan hadis yang menjelaskan pentingnya ikhtiar, usaha dan bekerja. Dalam berikhtiar itulah proses usaha dan redha menerima “buah” daripada pekerjaan itu, banyak ataupun sedikit. Suatu contoh digambarkan dalam suatu hadis:
“Telah datang kepada Rasulullah SAW seorang lelaki yang hendak meninggalkan unta yang dikendarainya terlepas begitu saja di pintu masjid, tanpa ditambatkan terlebih dulu. Dia bertanya: ‘Ya Rasulullah! Apakah unta itu saya tambatkan lebih dahulu kemudian saya tawakkal, atau saya lepaskan saja dan sesudah itu saya tawakkal? Rasulullah SAW menjawab: ‘Tambatkan lebih dahulu dan kemudian bertawakkallah engkau!” (Riwayat Tirmidzi)
Sekian.
"Kullu "Am Wa Antum Bikhair"
Labels:
Umun
0 komen pengunjung:
Post a Comment